LUWU - Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi bencana alam, sekolah tinggi stikes kamus arunika (Stikes Kami) membentuk Desa Tanggap Bencana di Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Dari sembilan desa yang masuk di Kecamatan Bajo Barat, Tim KKN stikes kamus arunika berhasil membentuk dua desa yang menjadi prioritas Desa Tanggap Bencana pasca peristiwa banjir bandang dan tanah longsor menerjang Kabupaten Luwu pada Jumat (03/05/24) sebulan yang lalu.
Pembentukan Desa tanggap bencana tersebut dilakukan, pasca digelarnya pelatihan management disaster dan basic life support berbasis masyarakat di Kantor Camat Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Direktur stikes kamus arunika Palopo, Haeruddin Syafaat mengatakan dari sembilan total desa yang berada di kecamatan bajo barat, sebanyak dua desa yang di bentuk serta di berikan pelatihan pelatihan management disaster dan basic life support berbasis masyarakat untuk mewujudkan desa tanggap bencana dan membuat plane site jalur evakuasi beserta spanduk
" Ada 2 desa di kecamatan bajo barat yang kita bimbing agar menjadi desa tanggap bencana yakni Desa Bonelemo dan Desa Saronda, " Kata Haeruddin Syafaat kepada Beritasatu.com, Kamis (06/06/24).
Dia juga mengatakan jika pembentukan kriteria desa tanggap bencana ini dilihat pasca kejadian bencana alam yang menerjang Kabupaten Luwu, terkhsusnya kecamatan bajo barat. Dimana desa saronda dan Bone lemo menjadi lokasi terdampak parah.
Baca juga:
HUT RI ke-79, Ini Harapan Ketua KKLR Sulsel
|
" Dua desa yang memiliki dampak serius saat bencana banjir bandang dan tanah longsor menerjang kabupaten luwu, serta menjadi lokasi rawan bencana banjir dan tanah longsor. Sehingga kita fasilitas dengan pelatihan serta praktikum pertolongan pertama pada kegawatdaruratan terkhsusnya bencana alam, " Terangnya.
Haeruddin berharap, dengan hadirnya desa tangguh bencana masyarakat sudah memiliki bekal terkait mitigasi bencana. Sehingga mampu di aplikasikan kedepannya.
" Jadi desa tangguh bencana yang kita bentuk basisnya ancaman, yang ancaman paling besar kita dahulukan, sehingga masyarakatnya tangguh menghadapi bencana. SDM, sarana dan sumber dayanya ada serta tau apa yang mesti dilakukan ketika terjadi bencana, " Tutupnya.